Pengertian
Pariwisata
Secara
Etomoogi pariwisata berasal dari dua kta yaitu “ pari” yang berarti
banyak/berkeliling, sedangkan pengertian wisata berarti “pergi”. Didalam kamus
besar indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan
perjalanan rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktuyang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat
semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat
yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan
atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
Banyak
negara yang mengantungkan pendapatan pada sektor pariwisata karena industri
pajak merupakann sumber pajak dan pendapatan. Adapun wisatan menurut definisi
internaional sebagai berikut:
1.Visitor atau pengunjung adalah sesorang yang melakukan perjalanan kesuatu negara yang bukan tempat negara yang mereka tinggal, karean suatu alasan yang bukan pekerjaannya sehari-hari.
2. 2.Tourist atau wisatawan adalah pengunjung
yang tinggal sementara disuatu tempat paling sedikit 24 jam di negara yang
dikunjungi dengan motivasi perjalanannya yang berhubungan dengan berlibur,
berdagang, kunjungan keluarga, misi dan pertemuan-pertemuan.
3 3.Excursionist ( pelancong) adalah pengunjung
sementara di suatu negara tanpa menginap.
Menurut Pendit (1994),
pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu
tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut.
1. Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau
peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.
Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil
bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni
drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan
sebagainya.
2. Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di
air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing,
berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan
mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan
air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau
negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di
Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini,
seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau
Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan
sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.
3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen
atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan
dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar
alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya
dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang
beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan
masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam,
kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa
yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain.
Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali
Barat dan Kebun Raya Eka Karya
4. Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan
wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini
dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang
bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya
baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya
memiliki Pusat Kongres Internasiona (International Convention Center) di
Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center)
di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat
penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro
konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras
untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk
mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan
fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik
serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.
5. Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah
pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian,
perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat
keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya
pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang
dikunjungi.
6. Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki
daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan
oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk
safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara
yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah,
singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang
disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia,
pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana
wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.
7. Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah,
adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata
ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci,
ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung
yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia
ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau
hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman
dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.
Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini
ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha
ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di
Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat
beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di
Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung
Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan
wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan
sarana angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.
Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja
ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia
kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri
pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung
kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung
dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan
yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan
dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata
yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata
pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati mempunyai prospektif
dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan
gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk
menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya
Manfaat Pariwisata dari Aspek Ekonomi, Sosial,
Budaya
Pariwisata merupakan kegiatan yang
secara langsung maupu menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga terdapat
timbalbalik antara masyarakat dan pariwisata. Bahkan pariwisata dikatakan
mempunyai energi yang cukup besar yang mampu membuat masyarakat setempat
mengalami perubahan dalam berbagai aspek dalam kehidupan mereka. Bahkan
bnyak Negara yang bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak
dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena
itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang
dipakai oleh masyarakat untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah
wisata untuk meningkatkan perdagangan melalui penjualan barang dan jasa kepada
orang non-lokal. Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat, manfaat
pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek yaitu manfaat pariwisata dari segi
ekonomi, social, dan budaya.
v Manfaat pariwisata dari segi
ekonomi
- · Mendatangkaan devisa Negara melalui pajak seperti pajak restoran, pajak bandara, pajak karyawan, dll
- · Membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga siap kerja. Para tenaga kerja bias mendapatkan pekerjaan dari sector pariwisata seperti menjadi penjaga loket, membuka tempat makan, tempat perbelanjaan, pendirian penginapan, dll
- · Menstabilkan perekonomian lokal dan penganekaragaman pekerjaan. Melalui pariwisata keadaan perekonomian masyarakat akan meningkat dan itu tentu akan menstabilkan kondisi perekonomian local mereka.
- · Pembangunan daerah wisatabaik di kota maupun di daerah. Dengan demikian sektor pariwisata amat sangat berperan dalam menunjang pembangunan daerah yang akan menarik wisatawan baik domestic maupun internasional.
v Manfaat pariwisata dari segi
sosial
- · Mendorong pembelajaran bahasa asing dan ketrampilan baru. Masyarakat daerah pariwisata akan terdorong mempunyai ketrampilan berbahasa asing agar dapat berinteraksi dengan pendatang.
- · Akan menimbulkan perasaan bangga pada masyarakat akan pariwisata daerahnya sehingga menimbulkan kesadaran untuk sama – sama menjaga dan dan melestarikan pariwisata tersebut
- · Sarana dan prasarana dikembangkan untuk pariwisata juga dapat menguntungkan penduduk
- · Dana pariwisata terkait telah memberikan kontribusi terhadap sekolah yang dibangun di beberapa daerah.
- · Meningkatkan dan memeratakan pendapatan rakyat. Belanja di DTW akan meningkatkan pendapatan dan pemerataan pada masyarakat setempat baik secara langsung maupun tidak langsung melalui dampak berganda (multiflier effect )
v Manfaat pariwisata dari segi budaya
- · Terjadi interaksi budaya antara budaya local dengan budaya pengunjung yang akan membawa mereka pada rasa saling menghargai satu sama lain
- · Mengenalkan budaya kita kepada masyarakat luas sehingga budaya tersebut tidak akan cepat luntur dan hilang karena adanya sosialisasi kebudayaan
- · Mengerti dan memahami latarbelakang kebudayaan lokal sehingga menambah pengetahuan akan kebudayaan
- · Memungkinkan terjadi asimilasi dan akulturasi budaya
- · Memberikan transfer nilai
0 komentar:
Posting Komentar